Minggu, 16 Mei 2010

CEK AND RICEK


Oleh: Drs Imam Suradji,MAg


“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum, tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya, agar kamu tidak menyesal atas perbuatanmu itu” (QS: Al Hujurat ayat 6)

Mari kita simak Firman Allah diatas, karena saat ini banyak berita yang menyesatkan. Apabila seseorang terbawa arus berita tanpa menelitinya, dia dapat melakukan tindakan yang merugikan. Jika tindakan itu dilakukan oleh penguasa, ribuan bahkan jutaan orang dapat menjadi korban tindakannya. Demikian juga dalam konteks pemberitaan, cek dan ricek harus selalu dilakukan agar berita yang disampaikan akurat, bukan gossip dan fitnah.

Fitnah dalam pemberitaan harus dihindari, karena sangat membahayakan dapat menimbulkan kekacauan dan permusuhan.

Ayat diatas turun berkaitan dengan kasus Walid bin Uqbah, seorang utusan Rasulullah SAW yang diberi tugas mengambil zakat dari Bani Mustalak. Bani Mustalak adalah salah satu suku di Madinah yang masuk Islam secara bersama-sama dibawah kepemimpinan Haris bin Dirar al-Khuza’i. Haris telah berjanji kepada Rasulullah SAW akan mengumpulkan zakat dari kaummnya.Setelah dana terkumpul, Haris memberitahu Rasulullah dan menunggu kedatangan utusan beliau untuk mengambil dana tersebut.

Cukup lama Haris menunggu kedatangan utusan Rasulullah.Pada saat mendengar Rasulullah sudah mengirimkan utusan untuk mengambil zakat yang sudah terkumpul, Haris dan kaumnya sangat gembira. Mereka menyambut utusan tersebut di luar desa dengan barisan kehormatan, pengawal dan musik yang meriah.

Melihat banyak pengawal, timbullah kecurigaan dalam hati Walid bin Uqbah bahwa Haris akan menangkap dan memunuhnya. Akibat dari prasangka tersebut dia ketakutan dan kemudian lari menyelamatkan diri sebelum bertemu dengan Haris.

Sesamapinya di Madinah, dia melapor kepada Rasulullah bahwa Haris telah keluar dari Islam(murtad) dan berusaha menangkap serta membunuhnya.

Sebagai Kepala Negara yang arif dan bijaksana, Rasulullah tidak begitu saja menerima laporan Walid bin Uqbah, tetapi melakukan pengecekan. Setelah meneliti secara cermat dan bertemu dengan Haris, ternyata laporan Walid tidak benar. Laporan tersebut tidak didukung oleh fakta dan data , hanya berdasar pada prasangka buruk semata. Khalid melaporkan hasilnya kepada Rasulullah SAW duduk persoalan yang sebenarnya.

Seandainya Rasulullah tidak melakukan pengecekan, tetapi langsung percaya dan melakukan tindakan, maka terjadilah peristiwa yang tragis yaitu tindakan pada suatu kaum yang tidak bersalah. Tindakan ini pasti akan menimbulkan penyesalan seperti yang digambarkan dalam firman Allah diatas.

Berdasarkan contoh tindakan Rasulullah dan pengalaman yang ada selama ini, maka pengecekan terhadap suatu berita yang diterima atau yang akan disampaikan perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya. Tindakan ini penting agar berita tersebut bukan hanya berdasar pada opini dan kecurigaan saja akan tetapi berdasar pada fakta agar tidak menjadi gossip dan fitnah. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kasus diatas dan berbagai kasus yang ada disekitar kita .Amin. (@3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar